Setiap orang mempunyai harga diri yang menggambarkan nilai seseorang...
Dan setiap orang menilai dirinya sesuai dengan pemahamannya tentang HARGA buat DIRINYA...
Ada yang harga dirinya disandarkan dengan keturunan, rupa, ilmu, harta, tahta atau kedudukan....
Lalu harga diri seseorang dilihat oleh Allah dari apanya...?
Ilmunya...? Hartanya...? Umurnya...? Pengalaman perjalanannya...?
Meskipun tahu segala ilmu...
kita tetap saja BODOH selama belum mengenal Yang Maha Mengetahui.
Meskipun memiliki harta sepenuh bumi...
kita tetap saja MISKIN selama hati belum merasa kaya dengan Yang Maha Memiliki.
Meski rambut sudah memutih...
kita tetap ANAK-ANAK selama kita belum dewasa menyikapi kehidupan..
Meski sudah berhasil mendatangi berbagai tempat di penjuru dunia...
kita sebenarnya BELUM PERGI KEMANA-MANA kalau ruhaniah kita belum bisa mendatangi hadirat suci Allah Ta’ala.
Dan yang menentukan harga diri kita di hadapan Allah adalah HATI kita,
Dari sekian banyak alasan mengapa kita harus memperhatikan kehidupan HATI dan JIWA ini, di antaranya, yaitu:
1. KUALITAS HATI menentukan KESELAMATAN di akhirat
" Hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan HATI YANG SELAMAT” (QS. 26:88-89)
Hari ini, harta dan anak sangat besar pengaruhnya.
Dengan
harta orang bisa melakukan apa saja, karena itu tidak sedikit orang
yang mau melakukan apa saja demi mendapatkan harta. Anak adalah
investasi bagi orang tua. Tetapi, semua itu tidak langgeng.
Kematian
akan membuat kita meninggalkan apa pun yang kita miliki dan apa pun
yang kita cintai. Keselamatan kita tergantung apa yang selama ini kita
himpun dan simpan dalam perbendaharaan HATI...
HATI yang SELAMAT adalah yang terbebas dari SYIRIK dan bersih dari sifat-sifat tercela...
2. KUALITAS HATI adalah HARGA seseorang di hadapan Allah swt
Seekor sapi ditakar harganya dengan berat dagingnya.
Seekor perkutut dapat mengalahkan harga sapi bukan karena beratnya daging tetapi karena keindahan suara.
Sebutir merah delima yang hanya beberapa gram saja dapat melampau harga sapi dan perkutut karena keindahan warnanya.
Berapa harga kita di hadapan Allah?
Daging dan tulang tubuh kita akan habis dimakan tanah.
Harta akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita.
Semua yang SIRNA tidak dapat dijadikan takaran bagi yang sesuatu ABADI.
Kita tidak ditakar dari kegantengan, kecantikan dan kekayaan, kita ditakar dari keadaan HATI dan AMAL-AMAL kita.
Sabda Nabi saw:
“
Sesungguhnya Allah TIDAK MELIHAT RUPA dan HARTA kalian, tetapi Ia
MELIHAT HATI dan AMAL kalian.” (HR.Muslim dari Abu Hurairah ra)
Tidak
ada seorang pun yang berselera membeli BANGKAI meskipun dengan harga
rendah. Demikian juga dengan HATI yang MATI, tidak ada nilainya sama
sekali dihadapan Allah Ta’ala.
Meskipun jasad hidup, kita tetap saja disebut MAYAT selama HATI tidak DAWAM (KONTINYU) MENGINGAT Allah. Bersabda Nabi saw:
“
Perumpamaan orang yang INGAT pada Tuhannya dan yang TIDAK INGAT pada
Tuhannya seperti perumpamaan orang HIDUP dan orang MATI.” (HR. Bukhari
dari Abu Musa ra)
3. HATI yang BERSIH dapat MEMBEDAKAN kebajikan (al-birr) dan dosa (al-itsm)
Setiap orang memiliki CERMIN DI DALAM DIRI.
Itulah HATI NURANI.
PERKATAAN hati nurani adalah KEJUJURAN.
ANJURANNYA adalah KEBAIKAN.
KECENDERUNGANNYA adalah pada KEBENARAN.
SIFATNYA adalah KASIH SAYANG.
Ia akan TENANG bila kita berbuat BAIK dan GELISAH bila kita berbuat DOSA.
Bila ia BERSIH dan SEHAT maka ia akan menjadi JURU BICARA Tuhan di dalam diri kita.
Bila ia BENING dan BERKILAT maka ia akan MENANGKAP Ridho Tuhan.
Hanya sayangnya kita sering MENCAMPAKKAN nurani kita sendiri bahkan MEMBUNUHNYA dengan perilaku-perilaku kita.
Seorang
sahabat Nabi saw yang bernama Wabishah ra datang dengan menyimpan
pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara
kebajikan dan dosa. Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi saw
telah menangkap isi hatinya.
" Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih dahulu?"
Wabishah menjawab," Jawab langsung saja, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda," Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa."
Wabishah berkata," Benar."
Beliau saw merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya bersabda,
“
Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU,
mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU, wahai
Wabishah.
Sesuatu itu adalah KEBAIKAN bila ia membuat HATI
TENTERAM, membuat JIWA TENTERAM, sedangkan DOSA membuat KEGELISAHAN
dalam HATI dan KEGONCANGAN dalam DADA.(Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan
mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU), meskipun orang-orang telah memberikan
pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi dari Wabishah
ra )
Demikian, semoga kita dapat memlihara hati kita agar bisa mengarungi kehidupan dengan selamat dan selamat mengahadap Allah swt.
Wassalam
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus